Penyanyi yang sedang naik daun, Katy Perry dikabarkan bercerai dari aktor dan komedian yang 14 bulan lalu dinikahinya, Russel Brand. Apa penyebabnya? Hanya pasangan ini yang mengetahui sepenuhnya. Namun US Weekly menyebutkan, hubungan keduanya memanas karena dipicu kurangnya penghargaan Brand atas keyakinan orangtua Perry.
Jika benar hal ini menjadi pemicu perceraian, bukan hanya Perry dan Brands yang mengalaminya. Banyak pasangan yang bermasalah dalam hubungannya karena konflik dengan mertua terkait berbagai isu. Jeanine dan Mark Earnhart, pasangan penulis Marriage Works, bahkan mengatakan konflik dengan mertua berada dalam urutan pertama sumber masalah dalam pernikahan.
Menurut Earnhart, pasangan baru menikah, umumnya, menghadapi lima masalah ini: konflik dengan mertua, keuangan, seks, waktu bersama teman tanpa pasangan, dan berbagai hal terkait kebiasaan di rumah tangga. "Kunci untuk mengatasi berbagai masalah pasangan baru menikah adalah komunikasi. Jika pasangan terus meningkatkan kemampuan berkomunikasi sejak awal menikah, mereka dapat membicarakan dan menyelesaikan berbagai masalah," jelas Earnhart.
Tina B Tessina, PhD, psikoterapis dan penulis buku Money, Sex and Kids: Stop Fighting about the Three Things That? Can Ruin Your Marriage, menyarankan pasangan punya tugas penting sebelum menikah. Tessina yang populer dipanggil Dr Romance ini mengatakan ada beberapa pertanyaan yang perlu diajukan dan didiskusikan Anda dan dia sebelum resmi menikah.
1. Apa defenisi komitmen menurut Anda dan dia? Jika Anda dan dia tak memahami makna hubungan berpasangan, maka keduanya berpotensi mengulangi kesalahan, terjebak dalam peran-peran yang membuat keduanya tak nyaman, dan terus menerus bersilang pendapat dalam memaknai hubungan yang sehat.
2. Sudahkah Anda membicarakan mengenai keuangan? Kebiasaan Anda dan dia dalam mengelola uang berbeda. Tak masalah jika Anda dan dia masih sama-sama lajang. Namun ketika memutuskan menikah, bicarakan mengenai bagaimana cara mengelola uang setelah menikah. Karena perbedaan ini dapat menjadi pemicu pertengkaran pasangan.
3. Bagaimana pengaturan peran dan tanggung jawab di rumah tangga? Sebelum tinggal bersama, cobalah mengenal bagaimana kebiasaan di rumah masing-masing. Luangkan waktu untuk mengenal kebiasaan keluarga pasangan. Perbedaan yang dratis seperti cara mendekorasi rumah, kebersihan, pengaturan di rumah tangga dapat menjadi pemicu pertengkaran pasangan menikah muda.
4. Sedekat apa Anda dengan keluarga dan teman-teman? Jika Anda memiliki banyak teman dan berasal dari keluarga besar, sementara si dia tidak, atau sebaliknya, mulailah untuk membicarakan makna hubungan berpasangan. Pembicaraan ini perlu dilakukan mendetil. Seperti di mana Anda dan dia akan merayakan liburan misalnya, terutama saat hari raya, apakah di keluarganya atau di keluarga Anda, atau tidak di keduanya. Jangan anggap sepele masalah seperti ini. Berbagai hal terkait keluarga perlu dibicarakan dengan pasangan, agar nantinya setelah menikah Anda dan dia siap menjalani apapun tantangan ke depan.
5. Bagaimana Anda dan dia mengelola emosi dan mengatasi amarah? Wajar saja jika Anda kadang kesal dan marah karena sesuatu hal. Namun jika Anda terbiasa mengelola emosi dengan baik, dan bersikap suportif terhadap pasangan untuk melewati berbagai masa sulit di masa awal pernikahan, hubungan emosi Anda dan dia akan semakin mendalam seiring berjalannya waktu.
6. Bagaimana cara Anda dan dia menunjukkan kasih sayang? Membicarakan apa makna cinta dalam bentuk tindakan juga ucapan dapat menjadi topik hangat yang seru. Anda dan dia hanya perlu terbuka mendiskusikannya. Dengan cara ini, Anda dan dia saling memahami bagaimana cara memberi dan menerima cinta, yang nantinya berdampak pada kualitas hubungan Anda.
7. Seberapa baik Anda mendiskusikan berbagai pertanyaan ini? Bertanya kepada diri sendiri menjadi langkah awal untuk menggali kemampuan Anda mengenali dan menyelesaikan masalah. Diskusi yang konstruktif bersama pasangan akan menghasilkan solusi yang saling memuaskan kedua belah pihak. Jika Anda dan dia sudah mencobanya, namun tak juga berhasil, mulailah mencari bantuan konseling. Jangan pernah menyerah, bagaimana pun keberlangsungan hubungan berpasangan harus diupayakan oleh Anda dan dia, yang memilih untuk menikah.
"Berbicaralah lebih sering dan jujur satu sama lain. Diskusikan berbagai hal, dari hal-hal yang membuat Anda merasa frustasi juga apresiasi. Berjuanglah untuk menyelesaikan berbagai masalah bersama pasangan. Jangan terjebak pada siapa yang benar dan salah saat menyelesaikan masalah. Tetap jaga hubungan Anda melalui komunikasi, seks, afeksi, saling memahami dan peduli satu sama lain. Bumbui juga hubungan dengan humor," saran Dr Romance.
Jika benar hal ini menjadi pemicu perceraian, bukan hanya Perry dan Brands yang mengalaminya. Banyak pasangan yang bermasalah dalam hubungannya karena konflik dengan mertua terkait berbagai isu. Jeanine dan Mark Earnhart, pasangan penulis Marriage Works, bahkan mengatakan konflik dengan mertua berada dalam urutan pertama sumber masalah dalam pernikahan.
Menurut Earnhart, pasangan baru menikah, umumnya, menghadapi lima masalah ini: konflik dengan mertua, keuangan, seks, waktu bersama teman tanpa pasangan, dan berbagai hal terkait kebiasaan di rumah tangga. "Kunci untuk mengatasi berbagai masalah pasangan baru menikah adalah komunikasi. Jika pasangan terus meningkatkan kemampuan berkomunikasi sejak awal menikah, mereka dapat membicarakan dan menyelesaikan berbagai masalah," jelas Earnhart.
Tina B Tessina, PhD, psikoterapis dan penulis buku Money, Sex and Kids: Stop Fighting about the Three Things That? Can Ruin Your Marriage, menyarankan pasangan punya tugas penting sebelum menikah. Tessina yang populer dipanggil Dr Romance ini mengatakan ada beberapa pertanyaan yang perlu diajukan dan didiskusikan Anda dan dia sebelum resmi menikah.
1. Apa defenisi komitmen menurut Anda dan dia? Jika Anda dan dia tak memahami makna hubungan berpasangan, maka keduanya berpotensi mengulangi kesalahan, terjebak dalam peran-peran yang membuat keduanya tak nyaman, dan terus menerus bersilang pendapat dalam memaknai hubungan yang sehat.
2. Sudahkah Anda membicarakan mengenai keuangan? Kebiasaan Anda dan dia dalam mengelola uang berbeda. Tak masalah jika Anda dan dia masih sama-sama lajang. Namun ketika memutuskan menikah, bicarakan mengenai bagaimana cara mengelola uang setelah menikah. Karena perbedaan ini dapat menjadi pemicu pertengkaran pasangan.
3. Bagaimana pengaturan peran dan tanggung jawab di rumah tangga? Sebelum tinggal bersama, cobalah mengenal bagaimana kebiasaan di rumah masing-masing. Luangkan waktu untuk mengenal kebiasaan keluarga pasangan. Perbedaan yang dratis seperti cara mendekorasi rumah, kebersihan, pengaturan di rumah tangga dapat menjadi pemicu pertengkaran pasangan menikah muda.
4. Sedekat apa Anda dengan keluarga dan teman-teman? Jika Anda memiliki banyak teman dan berasal dari keluarga besar, sementara si dia tidak, atau sebaliknya, mulailah untuk membicarakan makna hubungan berpasangan. Pembicaraan ini perlu dilakukan mendetil. Seperti di mana Anda dan dia akan merayakan liburan misalnya, terutama saat hari raya, apakah di keluarganya atau di keluarga Anda, atau tidak di keduanya. Jangan anggap sepele masalah seperti ini. Berbagai hal terkait keluarga perlu dibicarakan dengan pasangan, agar nantinya setelah menikah Anda dan dia siap menjalani apapun tantangan ke depan.
5. Bagaimana Anda dan dia mengelola emosi dan mengatasi amarah? Wajar saja jika Anda kadang kesal dan marah karena sesuatu hal. Namun jika Anda terbiasa mengelola emosi dengan baik, dan bersikap suportif terhadap pasangan untuk melewati berbagai masa sulit di masa awal pernikahan, hubungan emosi Anda dan dia akan semakin mendalam seiring berjalannya waktu.
6. Bagaimana cara Anda dan dia menunjukkan kasih sayang? Membicarakan apa makna cinta dalam bentuk tindakan juga ucapan dapat menjadi topik hangat yang seru. Anda dan dia hanya perlu terbuka mendiskusikannya. Dengan cara ini, Anda dan dia saling memahami bagaimana cara memberi dan menerima cinta, yang nantinya berdampak pada kualitas hubungan Anda.
7. Seberapa baik Anda mendiskusikan berbagai pertanyaan ini? Bertanya kepada diri sendiri menjadi langkah awal untuk menggali kemampuan Anda mengenali dan menyelesaikan masalah. Diskusi yang konstruktif bersama pasangan akan menghasilkan solusi yang saling memuaskan kedua belah pihak. Jika Anda dan dia sudah mencobanya, namun tak juga berhasil, mulailah mencari bantuan konseling. Jangan pernah menyerah, bagaimana pun keberlangsungan hubungan berpasangan harus diupayakan oleh Anda dan dia, yang memilih untuk menikah.
"Berbicaralah lebih sering dan jujur satu sama lain. Diskusikan berbagai hal, dari hal-hal yang membuat Anda merasa frustasi juga apresiasi. Berjuanglah untuk menyelesaikan berbagai masalah bersama pasangan. Jangan terjebak pada siapa yang benar dan salah saat menyelesaikan masalah. Tetap jaga hubungan Anda melalui komunikasi, seks, afeksi, saling memahami dan peduli satu sama lain. Bumbui juga hubungan dengan humor," saran Dr Romance.